ETIKA
Kata etika berasal dari bahasa Yunani, “Ethos”, atau ”Taetha” yang berarti tempat tinggal, padang rumput, karakter , watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Oleh filsuf Yunani, Aristoteles, etika digunakan untuk menunjukkan filsafat moral yang menjelaskan fakta moral tentang nilai dan norma moral, perintah, tindakan kebajikan dan suara hati.
PRINSIP ETIKA BISNIS
Prinsip otonomi;
Kata etika berasal dari bahasa Yunani, “Ethos”, atau ”Taetha” yang berarti tempat tinggal, padang rumput, karakter , watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Oleh filsuf Yunani, Aristoteles, etika digunakan untuk menunjukkan filsafat moral yang menjelaskan fakta moral tentang nilai dan norma moral, perintah, tindakan kebajikan dan suara hati.
PRINSIP ETIKA BISNIS
Prinsip otonomi;
adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil
keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya
baik untuk dilakukan.
Pertama, Dengan otonomi pelaku bisnis dan karyawan
dalam perusahaan manapun tidak lagi diperlakukan sebagai sekadar tenaga yang
dieksploitasi sesuai kebutuhan bisnis dan demi kepentingan bisnis.
Kedua, Otonomi juga memungkinkan inovasi,
mendorong kreativitas, meningkatkan produktivitas, yang semuanya akan sangat
berguna bagi bisnis modern yang terus berubah dalam persaingan yang ketat.
Ketiga, dengan prinsip otonomi, tanggung jawab
moral juga tertuju kepada semua pihak terkait yang berkepentingan
(skateholders).
Prinsip kejujuran.
Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa
ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan
berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran.
Pertama,
jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kejujuran ini
sangat penting artinya bagi masing - masing pihak dan sangat menentukan
relasi dan kelangsungan bisnis masing-masing pihak selanjutnya. Karena
seandainya salah
satu pihak berlaku curang dalam memenuhi syarat-syarat perjanjian tersebut,
selanjutnya tidak mungkin lagi pihak yang dicurangi itu mau menjalin relasi
bisnis dengan pihak yang curang tadi.
Kedua,
kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang
sebanding. Dalam pasar yang terbuka dengan barang dan jasa yang beragam dan
berlimpah ditawarkan kedalam pasar, dengan mudah konsumen berpaling dari satu
produk ke produk yang lain. Maka cara-cara bombastis, tipu menipu, bukan lagi
cara bisnis yang baik dan berhasil. Kejujuran adalah prinsip yang justru sangat
penting dan relevan untuk kegiatan bisnis yang baik dan tahan lama.
Ketiga, jujur
dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan. Kejujuran dalam perusahaan
adalah inti dan
kekuatan perusahaan itu. Perusahaan itu akan hancur kalau suaana kerja penuh
dengan akal-akalan dan tipu-menipu. Kalau karyawan diperlakukan secara baik dan
manusiawi, diperlakukan sebagai manusia yang punya hak-hak tertentu, kalau
sudah terbina sikap saling menghargai sebagai manusia antara satu dan yang
lainnya, ini pada gilirannya akan terungkap keluar dalam relasi dengan
perusahaan lain atau relasi dengan konsumen. Selama kejujuran tidak terbina
dalam perusahaan, relasi keluar pun sulit dijalin atas dasar kejujuran.
Prinsip keadilan
Menuntut agar setiap orang diperlakukan secara
sama sesuai dengan aturan yang adil, serta dapat dipertanggung jawabkan.
Keadilan menuntut agar setiap orang dalam kegiatan bisnis perlu di perlakukan
sesuai dengan haknya masing-masing dan agar tidak boleh ada pihak yang
dirugikan hak dan kepentingannya.
Prinsip saling menguntungkan (mutual benefit
principle)
Menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa
sehingga menguntungkan semua pihak. Kalau prinsip keadilan menuntut agar tidak
boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya, prinsip saling
menguntungkan secara positif menuntut hal yang sama, yaitu agar semua pihak
berusaha untuk saling menguntungkan satu sama lain. Prinsip ini terutama
mengakomodasi hakikat dan tujuan bisnis. Karena anda ingin untung dan saya pun
ingin untung, maka sebaliknya kita menjalankan bisnis dengan saling
menguntungkan. Maka, dalam bisnis yang kompetitif, prinsip ini menuntut agar
persaingan bisnis haruslah melahirkan win-win situation.
Prinsip integritas moral
Terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam
diri pelaku bisnis atau perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap
menjaga nama baik pimpinan atau orang-orangnya maupun perusahaannya. Dengan
kata lain prinsip ini merupakan tuntutan dan dorongan dari dalam diri pelaku
dan perusahaan untuk menjadi yang terbaik dan dibanggakan. Dan itu tercermin
dalam seluruh perilaku bisnisnya dengan siapa saja, baik keluar maupun kedalam
perusahaan.
BASIS TEORI ETIKA
1. Etika
Teleologi
dari kata Yunani,
telos = tujuan,
Mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan
tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang
ditimbulkan oleh tindakan itu.
Dua aliran etika teleologi :
- Egoisme Etis
Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari
setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan
dirinya sendiri.
Satu-satunya tujuan tindakan moral setiap orang
adalah mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya.
Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika
ia cenderung menjadihedonistis, yaitu ketika kebahagiaan dan kepentingan
pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yg bersifat vulgar.
- Utilitarianisme
berasal dari bahasa latin utilis yang berarti
“bermanfaat”.
Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika
membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai
keseluruhan.
Dalam rangka pemikiran utilitarianisme, kriteria
untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah “the greatest happiness
of the greatest number”, kebahagiaan terbesar dari jumlah orang yang terbesar.
2. Deontologi
Istilah deontologi berasal dari kata Yunani ‘deon’ yang berarti kewajiban.
‘Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu
harus ditolak sebagai buruk’, deontologi menjawab : ‘karena perbuatan pertama
menjadi kewajiban kita dan karena
perbuatan kedua dilarang’.
Yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah
kewajiban.
Pendekatan deontologi sudah diterima dalam konteks
agama, sekarang merupakan juga salah satu teori etika yang terpenting.
3. Teori Hak
Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori
hak ini adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya
suatu perbuatan atau perilaku.
Teori Hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena berkaitan
dengan kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama.
Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat
semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran
demokratis.
4. Teori Keutamaan (Virtue)
memandang
sikap atau akhlak seseorang.
Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu
adil, atau jujur, atau murah hati dan sebagainya.
Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut : disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral.
Contoh keutamaan :
a.
Kebijaksanaan
b.
Keadilan
c. Suka
bekerja keras
d. Hidup
yang baik
EGOISM
Egoism adalah suatu bentuk ketidak-pedulian kepada
orang lain. Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada
dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri.
Satu-satunya tujuan tindakan moral setiap orang adalah mengejar kepentingan
pribadi dan memajukan dirinya. Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika
ia cenderung menjadi hedonistis, yaitu ketika kebahagiaan dan kepentingan
pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yang bersifat
vulgar.
Reff :
No comments:
Post a Comment